SAMBUTAN DARI BAPAK LILI RAMLI

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Inilah Website Resmi Bapak Lili Ramli sebagai wadah untuk menularkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, khususnya Materi Bahasa Indonesia, TIK, dan Materi Umum Lainnya.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pidato Harapan Kita tentang Pemimpin Masa Depan Bangsa

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

 

Yang terhormat Bapak/Ibu Dewan Juri

yang terhormat Bapak/Ibu Guru

Serta teman-teman sekalian yang saya cintai

Puji dan syukur kita panjatkan pada Ilahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada kita, sehingga kita bisa merasakan nikmat-Nya yang begitu banyak, tidak bisa diungkapkan satu persatu.

Perkenankan saya untuk membahas pidato tentang Harapan Kita tentang Pemimpin Masa Depan Bangsa.

Hadirin yang berbahagia,

Sekarang ini kita melihat bahwa masyarakat dibiarkan tawar-menawar dengan para calo jabatan tanpa ada yang memberi pencerahan, maka yang terjadi adalah pemimpin kita selalu lahir dari puing-puing kebodohan yang gila hormat, suka pamer kekuasaan dan harta pada masyarakat yang lemah. Kepemimpinan bukan lagi menjadi pemenang dari kompetitor dan berdiri tegak dengan tegar.

Hadirin, melihat kondisi seperti ini sangat menyedihkan sekali negaraku kini surga bagi pemimpin yang korup dan neraka bagi masyarakat yang lemah. Sampai kapankah ini akan terus terjadi? Atau tidak akan pernah ada perbaikan selama suara kita masih bisa dibeli dengan amplop murahan? Hadirin, menurut saya harapan kita tentang pemimpin masa depan adalah pemimpin yang bermutu dan bermoral Pancasila.

Hadirin yang saya hormati,

Idealnya mutu pemimpin masa depan adalah yang dapat memotivasi orang untuk mencapai tingkat yang tertinggi dalam karya dan prestasi dengan membuka peluang dan bukannya kewajiban melulu. Pemimpin masa depan selalu mengungkapkan ide, intuisi, dan logikanya, sambil memperbincangkannya dengan orang lain dan mencari pemecahan yang visioner. Tidak menerima kompromi yang cenderung hanya menyuburkan rasa puas diri saja. Pemimpin masa depan tidak takut melawan arus karena mengetahui bahwa wawasannya adalah masa depan dengan integritas berorientasi jangka panjang yang senantiasa terbuka dan siap mental untuk mau belajar (learning). Selalu mengkaji ulang dan mempertahankan nilai luhur yang baik untuk memperoleh hasil yang terbaik dan terhormat di masa depan pemimpin yang efektif masa depan adalah yang mempunyai pengikut. Tanpa pengikut, tidak mungkin ada pemimpin. Pemimpin yang efektif bukan orang yang dicintai dan disanjung-sanjung. Pangikutnya adalah orang-orang yang mengerjakan hal yang benar. Popularitas bukanlah kepemimpinan. Pemimpin dapat dilihat dan diajak  berkomunikasi. Pemimpin memberikan teladan. Kepemimpinan bukan melulu jabatan, hak istimewa, dan atau memiliki uang segudang. Kepemimpinan adalah tanggung jawab, integritas, mampu memotivasi dan memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin masa depan adalah memiliki kapasitas membentuk arah, mengembangkan visi masa depan, seringkali masa depan yang cukup jauh, serta strategi untuk menghasilkan perubahan yang dibutuhkan untuk mencapai visi.

Pemimpin yang efektif memotivasi dan menggerakkan (energizing) orang untuk mengatasi hambatan dan tantangan. Pemimpin masa depan memiliki kejujuran dan integritas dan pembaruan diri yang kontinu untuk mampu memasuki dan menghadapi serta mengantisipasi tantangan masa depan. Harus mau belajar dan ini membutuhkan keuletan. Belajar dari kegagalan, ia mencoba ulang yang kadang-kadang ditempuh dengan cara yang lain. Pemimpin masa depan adalah guru dan sekaligus murid yang mau belajar, memiliki sifat rasa humor dengan pertama-tama mau menertawakan diri sendiri manakala menemui kegagalan sambil mencari solusi atas masalah yang tidak boleh ditunda-tunda.

Pemimpin masa depan adalah yang diharapkan sebagaimana ditulis oleh Greenleaf dalam karyanya “ServantLeadership” (1977) : The Great Leader Is Seen As Servant First, and That Simple Fact Is The Key To His Greatness. Seorang pemimpin yang efektif adalah menampilkan dirinya sebagai “servant first” dan bukan “leader first”.

Seorang pemimpin biasa menjadi pemimpin besar yang efektif dengan cara melihat dirinya pertama-tama dan terutama sebagai pelayan dan bukan pemimpin. Pemimpin masa depan adalah yang kalau sudah terpilih menerima ucapan “selamat bekerja”, bukan karena perolehan jabatan, tetapi karena fungsinya sebagai abdi Allah dan masyarakat umat yang tidak dapat dimanipulasi.

Hadirin, kita ingat sila pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan bersandar pada keyakinan akan ketuhanan maka akan membentuk jiwa pemimpin yang tidak serakah, karena di kelak kemudian hari dia meyakini bahwa segala sesuatu akan dipertanggungjawabkan.

Hadirin, seperti yang kita ketahui sila kedua dari Pancasila adalah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Bila seorang pemimpin mempunyai jiwa sila ini maka dia akan bersandar pada rasa keadilan, segala sesuatu kebijakan yang dia keluarkan akan selalu dipertimbangkan dari sisi keadilan, sehingga kebijakan tersebut akan terasa manfaat dan terasa adil oleh masyarakat banyak. Dia tidak akan berpihak pada segelintir pengusaha dan penguasa yang mungkin dianggap bisa mendukung dan menunjang kelangsungan kekuasaannya saja, tapi melihat jauh luas ke depan akan kepentingan rakyat banyak. Supremasi hukum akan dijunjung tinggi. Segala kebijakan akan bersandar pada ketentuan perundangan yang berada dengan mengedepankan rasa keadilan yang tinggi.

Sila ketiga dari Pancasila adalah Persatuan Indonesia, artinya seorang pemimpin yang berjiwa Pancasila dia harus menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan negara. NKRI merupakan harga mati baginya, kaum separatis tidak ada tempat untuknya sehingga keutuhan negara terus terjaga. Dengan adanya keutuhan dan persatuan yang kokoh tanpa rongrongan dari kaum separatis maka roda pembangunan akan lebih mudah dijalankan.

Hadirin yang yang saya hormati, harapan kita tentang pemimpin masa depan tentu saja pemimpin yang arif, adil, dan bijaksana. Karena sesuatu permasalahan akan dilakukan dengan bermusyawarah bukan dengan tangan besi yang hanya memaksakan kehendak, ini sesuai dengan amanat yang terkandung dari sila keempat Pancasila.

Hadirin yang saya mulyakan, satu kepastian bahwa seluruh rakyat Indonesia mengharapkan seorang pemimpin yang mempunyai keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya tanpa membeda-bedakan status sosial, kekayaan, jabatan, suku, dan agama.

Idealnya pemimpin masa depan adalah yang dapat memotivasi orang untuk mencapai tingkat yang tertinggi dalam karya dan prestasi dengan membuka peluang dan bukannya kewajiban melulu.

Demikianlah hadirin, pemimpin harapan masa depan adalah kampiun yang mampu mengembangkan kerja sama dan bukan sekedar melawan kompetitor. Sementara kemampuan untuk memelihara sumber-sumber pembangunan seperti manusia dan lingkungannya tetap penting, tetapi landasan falsafah, pengertian, kerja sama, pengetahuan, dan alasan-alasannya akan menjadi modal utama yang tidak dapat diabaikan.

Sekian dari saya, tak ada gading yang tak retak, mohon maaf bila ada kesalahan.

Wabillahitaufik walhidayah wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.