MAJAS
(Gaya Bahasa)
(Gaya Bahasa)
Majas adalah gaya bahasa atau bahasa kias untuk melukiskan sesuatu dengan jalan membandingkan, mempertentangkan, mempertautkan, atau mengulangi katanya. Secara garis besar, majas-majas tersebut terbagi ke dalam majas perbandingan, pertentangan, pertautan, dan perulangan.
Jenis-Jenis Majas
ALEGORI
Adalah majas perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh :
Hati-hatilah kamu dalam mendayung bahtera rumah tangga, mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan badai dan gelombang.
Apabila suami-istri, antara nahkoda dan juru mudinya itu seia sekata dalam melayarkan bahtera, niscaya ia akan sampai ke pulau tujuan.
ALTILERASI
Adalah majas yang memanfaatkan kata-kata dengan bunyi awal yang sama.
Contoh :
Dara damba daku, datang dari danau.
Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.
ALUSIO
Adalah majas yang menunjukkan secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang diketahui bersama.
Contoh :
Banyak korban berjatuhan pada perang dunia kedua.
Apakah setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri ?
ANTANAKLASIS
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh :
Karena buah penanya yang kontroversial, dia menjadi buah bibir masyarakat.
Kita harus saling menggantungkan diri satu sama lain, kalau tidak kita telah menggantung diri.
ANTIKLIMAKS
Adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama mkin menurun (melemah)
Contoh :
Bapak kepala sekolah, para guru, dan murid-murid sudah berada di lapangan upacara.
Gedung-gedung, rumah-rumah, dan gubuk-gubuk, semuanya mengibarkan bendara Merah Putih pada tanggal 17 Agustus.
ELIPSIS
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh :
Dia dan ibunya ke Tasikmalaya (penghilangan predikat pergi)
Lari ! (penghilangan subjek kamu)
HIPERBOLA
Adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebiha-lebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruh.
Contoh :
Saya terkejut setengah mati mendengar suara geledek itu.
Tubuhnya kurus kering setelah ditinggalkan oleh ayahnya.
Pekik merdeka berkumandang di angkasa.
Cita-cita anak itu setinggi langit.
INVERSI
Adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh :
Paman saya wartawan → Wartawan, paman saya.
Dia datang → Datang dia.
IRONI
Adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir atau memperolok-olok.
Contoh :
Bagus sekali rapormu, banyak benar angka merahnya.
Rajin sekali kamu, lima hari tidak masuk sekolah.
KIASMUS
Adalah majas yang berisi pengulangan sekaligus mengandung inversi.
Contoh :
Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
Dalam kehidupan ini banyak orang pintar yang mengaku bodoh, dan orang bodoh banyak yang merasa dirinya pintar.
KLIMAKS
Adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama mkin menghebat (merupakan kebalikan dari majas antiklimaks).
Contoh :
Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor, sampai mobil berjejer memenuhi halaman parkir gedung serba guna.
Baik itu RT, kepala desa, camat, bupati, gubernur bahkan presiden memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan.
LITOTES
Adalah majas yang ditujukan untuk mengurangi atau mengecilkan kenyataan sebenarnya dengan tujuan untuk merendahkan diri.
Contoh :
Kami berharap Anda dapat menerima pemberian yang tidak berharga ini.
Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk makan anak dan istri.
Pertolongan apakah yang Anda harapkan dari saya yang lemah dan bodoh ini ?
Terimalah bingkisan yang tidak tidak berarti ini.
METAPORA
Adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.
Contoh :
Dia dianggap anak emas dalam keluarganya.
Perpustakaan adalah gudang ilmu.
Raja siang keluar dari ufuk timur.
METONIMIA
Adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya. Dapat pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh :
Para siswa senang sekali membaca Andrea Hirata.
Dalam pertandingan kemarin Indonesia memperoleh perunggu, sedangkan Singapura memperoleh perak.
Ayang baru saja membeli Zebra padahal saya ingin Kijang.
OKSIMORON
Adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh :
Nuklir dapat menjadi pemusnah masal, tetapi juga dapat mensejahterakan kehidupan umat manusia.
Yang tetap dalam dunia ini adalah perubahan.
Api dapat menjadi kawan atau lawan.
PARARELISME
Adalah majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, hanya disusun dalam baris yang berbeda. Biasanya terdapat dalam puisi.
Contoh :
sunyi itu duka
sunyi itu kudus
sunyi itu lupa
sunyi itu lampus
PERSONIFIKASI
Adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Contoh :
Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
Daun kelapa melambai-lambai di tepi pantai.
Awan hitam menebal diiringi halilintar bersahut-sahutan.
Bel sekolah memanggil-manggil para siswa untuk masuk ruangan.
REPETISI
Adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh :
Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.
RETORIS
Adalah majas yang berupa kalimat tanya yang jawabannya itu sudah diketahui oleh penanya. Tujuannya untuk memberikan penegasan pada masalah yang diuraikan, atau menyakinkan, ataupun sebagai sindiran.
Contoh :
Siapa yang tidak ingin hidup bahagia ?
Apa ini hasil pekerjaanmu selama bertahun-tahun ?
SINEKDOKE
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Majas ini terbagi menjadi dua jenis yaitu :
Pars pro toto (sebagian untuk seluruhnya)
Yaitu kalau yang disebutkan sebagian dari suatu benda maka yang dimaksudkan adalah benda itu secara keseluruhan.
Contoh :
Paman saya mempunyai atap di Jakarta.
Sampai sore ini dia belum kelihatan batang hidungnya.
Kami akan membeli tiga ekor ayam untuk lebaran nanti.
Totem pro parte (seluruh untuk sebagian)
Yaitu dengan menyebutkan keseluruhan, maka yang dimaksud hanya sebagian saja.
Contoh :
Indonesia meraih medali emas dalam kejuaraan bulutangkis.
Sekolah kami meraih juara pertama dalam pertandingan sepak bola.
SINISME
Adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :
Perkataanmu sangat menyebalkan. Kata-kata itu tidak pantas disampaikan oleh orang terpelajar seperti kamu !
Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu.
Majas / Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan, pertentangan, perbandingan dan pertautan. Dalam artikel ini hanya dijelaskan perbandingan dan pertentangan.
1. Gaya bahasa perbandingan
A. Majas Metafora
Majas metafora adalah gabungan dua hal yang berbeda membentuk suatu pengertian yang baru. Contoh : raja siang, kambing hitam, dll.
B. Majas Alegori
Majas alegori adalah cerita yang digunakan sebagai lambang yang digunakan untuk pendidikan. Contoh : anjing dan kucing, kelinci dan kura-kura, dsb.
C. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang membuat banda mati seolah-olah hidup memiliki sifat-sifat manusia. Contoh :
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jumat pahing.
- awan menari-nari di angkasa
D. Majas Perumpamaan
Majas perumpamaan adalah suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh :
- Bagaikan harimau pulang kelaparan
- Seperti manyulam di kain lapuk
E. Majas Antilesis
Majas antilesis adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh :
- Semua kebaikan ayahnya dibalas dengan keburukan yang menyakitkan.
2. Gaya Bahasa Pertentangan
A. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan. Contoh :
- Ibu itu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian nasional.
B. Majas Ironi
Majas ironi adalah gaa bahasa yang bersifat menindir dengan halus. Contoh :
- Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai.
C. Majas Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang baik menjadi bersifat negatif. Contoh :
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
Huruf dan Aksara dalam Bahasa Indonesia
Huruf adalah sama juga dengan Aksara yaitu unsur dari abjad yang melambangkan bunyi. Abjad dalam Bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf.
Dua puluh enam (26) Abjad dalam Bahasa Indonesia
1. Huruf A / a dibaca a
2. Huruf B / b dibaca be
3. Huruf C / c dibaca ce
4. Huruf D / d dibaca de
5. Huruf E / e dibaca e
6. Huruf F / f dibaca ef
7. Huruf G / g dibaca ge
8. Huruf H / h dibaca ha
9. Huruf I / I dibaca i
10. Huruf J / j dibaca je
11. Huruf K / k dibaca ka
12. Huruf L / l dibaca el
13. Huruf M / m dibaca em
14. Huruf N / n dibaca en
15. Huruf O / o dibaca o
16. Huruf P / p dibaca pe
17. Huruf Q / q dibaca qi
18. Huruf R / r dibaca er
19. Huruf S / s dibaca es
20. Huruf T / t dibaca te
21. Huruf U / u dibaca u
22. Huruf V / v dibaca ve
23. Huruf W / w dibaca we
24. Huruf X / x dibaca eks
25. Huruf Y / y dibaca ye
26. Huruf Z / z dibaca zet
Macam-Macam Huruf atau Aksara dalam Bahasa Indonesia
Dalam Bahasa Indonesia, Huruf dibagi menjadi empat kelompok, yakni :
1. Huruf Vokal atau Huruf Hidup
Huruf Vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru tidak terkena hambatan atau halangan. Jumlah huruf vokal ada 5, yaitu a, i, u, e, dan o.
2. Huruf Konsonan atau Huruf Mati
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan hambatan atau halangan. Jumlah huruf konsonan ada 21 buah, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
3. Huruf Diftong atau Huruf vokal Rangkap
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi rangkap. Dalam Bahasa Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi. Contoh : Bangau, Pakai, Sengau, Perangai, dsb.
4. Huruf Konsonan Rangkap
Gabungan dua huruf konsonan ada 4 buah dalam bahasa indonesia, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Contohnya : nyamuk, syarat, kumbang, khawatir, dsb.
Struktur Suku Kata dalam Bahasa Indonesia
Suku kata dalam Bahasa Indonesia bisa tersusun dari satu hingga banyak suku kata. Suku kata adalah pembagian kata sesuai dengan pembagian lafal atau bunyinya. Contohnya dapat dilihat di bawah ini :
- alur ===> a - lur
- program ===> pro - gram
- kawan ===> ka - wan
- manfaat ===> man - fa - at
- transaksi ===> tran - sak - si
- transmigran ===> trans - mi - gran
- capung ===> ca - pung
- keranda ===> ke - ran - da
- maksud ===> mak- - sud
- rangkaian ===> rang - kai - an
Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD dalam Bahasa Indonesia
Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elipsis, dan tanda garis miring.
1. Penggunaan Huruf Besar atau Huruf Kapital
a. Huruf pertama kata ganti "Anda"
- Ke mana Anda mau pergi Bang Toyib?
- Saya sudah menyerahkan uang itu kepada Anda setahun yang lalu untuk dibelikan PS3.
b. Huruf pertama pada awal kalimat.
- Ayam kampus itu sudah ditertibkan oleh aparat pada malam jumat kliwon kemarin.
- Anak itu memang kurang ajar.
- Sinetron picisan itu sangat laku dan ditonton oleh jutaan pemirsanya sedunia.
c. Huruf pertama unsur nama orang
- Yusuf Bin Sanusi
- Albert Mangapin Sidabutar
- Slamet Warjoni Jaya Negara
d. Huruf pertama untuk penamaan geografi
- Bunderan Senayan
- Jalan Kramat Sentiong
- Sungai Ciliwung
e. Huruf pertama petikan langsung
- Pak kumis bertanya, "Siapa yang mencuri jambu klutuk di kebunku?"
- Si panjul menjawab, "Aku tidak Mencuri jambu klutuk, tetapi yang kucuri adalah jambu monyet".
- "Ngemeng aja lu", kata si Ucup kepada kawannya si Maskur.
f. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang atau instansi.
- Camat Pesanggrahan
- Profesor Zainudin Zidane Aliudin
- Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan Nasional
g. Huruf Pertama pada nama Negara, Pemerintahan, Lembaga Negara, juga Dokumen (kecuali kata dan).
- Mahkamah Internasional
- Republik Rakyat Cina
- Badan Pengembang Ekspor Nasional
Pengertian Kalimat dan Unsur Kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :
- Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.
- Pergi!
- Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.
- The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
- Subjek / Subyek (S)
- Predikat (P)
- Objek / Obyek (O)
- Keterangan (K)
Kalimat Lengkap dan Kalimat Tidak Lengkap
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh kalimat Lengkap :
- Presiden SBY (S) membeli (P) buku gambar (O)
- Si Jarwo (S) Pergi (P)
- PKI (S) digagalkan (P) TNI (O)
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kamilat yang tidak sempurna karena hanya memiliki sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh kalimat tak lengkap :
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan...
Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
1. Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam :
a. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
- Ayah membeli daging
- Kadir merayu gadis desa
- Bang Jajang bertemu Juminten
b. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
- Adik menangis
- Umar berantem
- Sejak dahulu kala Junaidi merenung di dalam tempat persembunyiannya di Batu Malang
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
- Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
- Ayam dipukul Kucing
- Bunga anggrek hitam itu terinjak si lay
Mengubah Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dan Kalimat Pasif manjadi Kalimat Aktif
Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini :
1. Mengubah awalan pada Predikat
Yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di- atau ter- dan begitu sebaliknya.
2. Menukar Subyek dengan Obyek dan sebaliknya
Menukar kata benda yang tadinya menjadi obyek menjadi subyek dan begitu sebaliknya.
Contoh :
Ibu memasak sayur => Sayur dimasak oleh ibu.
Joni berkawan dengan Ariel => Ariel dikawani Joni
----
Terima kasih untuk saudara Opayat. Kata 'Merubah' telah diganti menjadi 'Mengubah' pada artikel ini.
Sinonim, Antonim dan Homonim
A. Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh Sinonim :
- binatang = fauna
- bohong = dusta
- haus = dahaga
- pakaian = baju
- bertemu = berjumpa
B. Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh Antonim :
- keras x lembek
- naik x turun
- kaya x miskin
- surga x neraka
- laki-laki x perempuan
- atas x bawah
C. Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon.
Contoh Homograf :
- Amplop
+ Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa)
+ Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin)
- Bisa
+ Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
+ Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
Contoh Homofon :
- Masa dengan Massa
+ Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
+ Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)
Tambahan :
- Anonim adalah tidak memiliki nama atau tidak diberikan nama.
Idiom / Ungkapan dan Peribahasa dalam Bahasa Indonesia
1. Idiom
Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Berikut ini adalah beberapa contoh idiom dengan artinya :
- cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
- kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
- jago merah = api dalam kebakaran
- kupu-kupu malam = wanita penghibur atau pelacur komersial
- ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
- hidung belang = pria yang merupakan pelanggan psk atau pekerja seks komersil
2. Peribahasa
Peri bahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah beberapa contoh peribahasa dengan artinya :
- Di mana bumi dipijak di sana langit di junjung
artinya : jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan toleransi dengan budaya setempat.
- Tiada rotan akar pun jadi
artinya : tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa.
- Buah yang manis biasanya berulat
artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan.
- Tak ada gading yang tak akan retak
artinya : Tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti akan ada saja cacatnya
Perbedaan Antara Sastra Baru Dengan Sastra Lama
A. Sastra Lama
Sastra lama adalah sastra yang berbentu lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Sastra lama masuk ke indonesia bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Tujuh, Aceh.
Ciri dari sastra lama yaitu :
- Anonim atau tidak ada nama pengarangnya
- Istanasentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)
- Tema karangan bersifat fantastis
- Karangan berbentuk tradisional
- Proses perkembangannya statis
- bahasa klise
Contoh sastra lama : fabel, sage, mantra, gurindam, pantun, syair, dan lain-lain.
B. Sastra Baru
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.
Ciri dari sastra baru yakni :
- Pengarang dikenal oleh masyarakat luas
- Bahasanya tidak klise
- Proses perkembangan dinamis
- tema karangan bersifat rasional
- bersifat modern / tidak tradisional
- masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan)
Contoh sastra baru : novel, biografi, cerpen, drama, soneta, dan lain sebagainya.
Pengertian Paragraf / Alinea dan Bagian dari Paragraf - Bahasa Indonesia
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
- Syarat sebuah paragraf
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
- Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik
A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.
3 Bagian Kerangka Karangan Dalam Menulis Tulisan / Karya Tulis - Unsur Pokok Utama & Penting Membuat Tulisan - Bahasa Indonesia
Dalam setiap karangan biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu :
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas dan ringkas kepada para pembaca.
2. Puncak / Klimaks
Bagian klimaks adalah bagian di mana konflik cerita yang terjadi di antara tokoh-tokoh muncul. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit, dari yang sekali hingga yang berkali-kali dan lain sebagainya.
3. Penyelesaian
Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir bahagia dan bisa pula berkhir tragis.
----
Tambahan
- Membuat Karangan Karya Sastra yang Baik :
a. Jelas dan padat bahasanya serta gaya bahasa yang menarik.
b. Judul cerita yang menarik untuk menarik perhatiaan
c. Judul dengan isi tulisan harus sesuai dan nyambung
Makna Kata Ulang Dalam Bahasa Indonesia - Arti Pengertian Perulangan Kata
Kata ulang sangat banyak digunakan dalam percakapan kita sehari-hari dalam bahasa Indonesia. Lihat saja kata sehari-hari pada kalimat di atas adalah termasuk kata ulang. Di bawah ini merupakan arti dari kata ulang yang ada di Indonesia, yaitu antara lain :
1. Kata ulang yang menyatakan banyak tidak menentu
Contoh :
- Di tempat kakek banyak pepohonan yang rimbun dan lebat sekali.
- Pulau-pulau yang ada di dekat perbatasan dengan negara lain perlu diperhatikan oleh pemerintah.
2. Kata ulang yang menyatakan sangat
Contoh :
- Jambu merah pak raden besar-besar dan memiliki kenikmatan yang tinggi.
- Anak kelas 3 ipa 1 orangnya malas-malas dan sangat tidak koperatif.
3. Kata ulang yang menyatakan paling
Contoh :
- Setinggi-tingginya Joni naik pohon, pasti dia akan turun juga.
- Mastur dan Bornok mencari kecu sebanyak-banyaknya untuk makanan ikan cupang kesayangannya.
4. Kata ulang yang menyatakan mirip / menyerupai / tiruan
Contoh :
- Adik membuat kapal-kapalan dari kertas yang dibuang Pak Jamil tadi pagi.
- Si Ucup main rumah-rumahan sama si Wati seharian di halaman rumah.
5. Kata ulang yang menyatakan saling atau berbalasan
Contoh :
- Ketika mereka berpacaran selalu saja cubit-cubitan sambil tertawa.
- Saat lebaran biasanya keluarga di rt.4 kunjung-kunjungan satu sama lain.
6. Kata ulang yang menyatakan bertambah atau makin
Contoh :
- Biarkan dia main hujan! lama-lama dia akan kedinginan juga.
- Ayah meluap-luap emosinya ketika tahu dirinya masuk perangkap penipu kartu kredit.
7. Kata ulang yang menyatakan waktu atau masa
Contoh :
- Orang katro dan ndeso itu datang ke rumahku malam-malam.
- Datang-datang dia langsung tidur di kamar karena kecapekan.
8. Kata ulang yang menyatakan berusaha atau penyebab
Contoh :
- Setelah kejadian itu dia menguat-nguatkan diri mencoba untuk tabah.
9. Kata ulang yang menyatakan terus-menerus
Contoh :
- Anjing buduk dan rabies itu suka mengejar-ngejar anak kecil yang lewat di dekat kandangnya yang bau.
- Mirnawati selalu bertanya-tanya pada dirinya apakah kesalahannya pada Bram dapat termaafkan.
10. Kata ulang yang menyatakan agak (melemahkan arti)
Contoh :
- Karena berjalan sangat jauh kaki si Adul sakit-sakit semua.
- Jangan tergesa-gesa begitu dong! Nanti jatuh.
11. Kata ulang yang menyatakan beberapa
Contoh :
- Sudah bertahun-tahun nenek tua itu tidak bertemu dengan anak perempuannya yang pergi ke Hong Kong.
- Mas parto berminggu-minggu tidak apel ke rumahku. Ada apa ya?
12. Kata ulang yang menyatakan sifat atau agak
Contoh :
- Lagak si bencong itu kebarat-baratan kayak dakocan.
- Wajahnya terlihat kemerah-merahan ketika pujaan hatinya menyapa dirinya.
13. Kata ulang yang menyatakan himpunan pada kata bilangan
Contoh :
- Coba kamu masukkan gundu bopak itu seratus-seratus ke dalam tiap plastik!
- Jangan beli beyblade banyak-banyak nak! Nanti uang sakumu habis.
14. Kata ulang yang menyatakan bersengang-senang atau santai
Contoh :
- Dari tadi padi si Bambang kerjanya cuma tidur-tiduran di sofa.
- Ular naga panjangnya bukan kepalang berjalan-jalan selalu riang kemari.
Imbuhan Serapan Bahasa Indonesia
Dalam perkembangannya selalu membuka diri pada masuknya unsur-unsur dari bahasa asing. Dengan catatan, unsur-unsur tersebut memang betul-betul diperlukan dan tidak dijumpai padanya dalam bahasa Indonesia. Hal itu menyebabkan bahasa Indonesia menjadi dinamis, modern, tetapi tidak meninggalkan identitas nasionalnya. Seperti halnya imbuhan-imbuhan baru yang muncul dapat memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Ada dua hal yang berkenaan dengan masalah pembentukan kata (dan imbuhan) yaitu: 1. Digunakannya sejumlah kata asli Indonesia sebagai sarana pembentukan kata baru. Misalnya kata: alih, aneka, antar, anti, baku, maha, serba, tata. 2. Digunakannya sejumlah imbuhan dari bahasa asing, yang pada mulanya diserap beserta kata asingnya secara utuh, dalam pembentukan kata-kata baru. Imbuhan asing itu misalnya: eka, eks, ekstra, intra, isme, kontra, non, man, wan, wati, panca, pra, pro, purna, semi, super, dan lain-lain.
Berikut beberapa contoh imbuhan serapan asing yang sudah melekat pada bentuk lain. 1. a-, an-, ab-, in- yang bermakna 'tidak' amoral = tidak normal aneka warna = tidak satu warna (ekawarna: satu warna) abnormal = tidak normal intransitif = tidak transitif 2. pra- yang bermakna 'sebelum' prasejarah = sebelum sejarah prajabatan = sebelum mendapat jabatan prasekolah = sebelum bersekolah 3. anti- yang berarti 'bertentangan dengan, melawan, menentang, memusuhi' antibandit = menentang bandit antipeluru = tidak tembus peluru 4. non- yang berarti 'tidak/bukan' nonagresi = tidak tembus peluru nonformal = tidak resmi 5. pasca- yang berarti 'sudah' pascapanen = sesudah panen pascasarjana = sesudah sarj ana 6. sub- yang berarti 'bawah, di bawah, agak, hampir' subbab = di bawah bab, anak bab subbagian = di bawah bagian subdirektorat = di bawah direktorat yang dipimpin oleh seorang kepala 7. swa- yang berarti 'sendiri' swakarya = hasil kerja sendiri swakelola = pengelolaan sendiri swadaya = pelayanan sendiri 8. tuna- yang berarti luka, rusak, kurang, tidak memiliki
tunaaksara = tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis tunabusana = tidak/belum mengenal pakaian tunadaksa = cacat tubuh
Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan suatu pekerjaan. Ciri penting yang menandai kalimat aktif, predikat kalimat itu berupa kata kerja yang berawalan me(N)- dan ber-. Namun demikian, tidak sedikit kalimat aktif yang predikatnya tidak disertai kedua imbuhan tersebut, misalnya yang terjadi pada kata makan dan minum. (1) Bu Lurah sedang asyik makan tape. (2) Supaya sistem pencernaan kita sehat, setiap pagi kita perlu minum air putih. (3) Saya akan pergi sekarang juga.
(4) Pak Menteri akan datang malam ini. (5) Kakak telah kawin dua tahun yang lalu. Berdasarkan hubungan antara predikat dengan objeknya, kalimat aktif dapat dibagi kedalam empat kelompok. a. Kalimat aktif (transitif) yakni kalimat aktif yang predikatnya memerlukan objek. (1) Pemerintah tengah mengembangkan industri mobil nasional. S P O (2) Narapidana itu sudah mencuri ayam milik Pak Lurah dua kali. S P O K b. Kalimat aktif semitransitif, yakni kalimat yang predikatnya memerlukan pelengkap. Contoh: (1) Pengembangan industri nasional bergantung pada ntutu SDM-nya. S P Pel. (1) Usahanya hanva bermodalkan kejujuran dan keberanian. S P Pel. c. Kaliraat aktif dwitransitif, yakni kalimat yang memerlukan objek dan pelengkap secara sekalius. Contoh: (1) Kakak meminjami kawannya sebuah novel. S P O Pel. (2) Ayah membelanjai ibu pakaian. S P O Pel. d. Kalimat aktif intransitif, yakni kalimat yang predikatnya tidak memerlukan objek ataupun pelengkap. Contoh: (l) Ibu memasak di dapur. S P Ket. (2) Ani bernyanyi S P Kalimat Pasif Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Kalima aktif, antara lain, ditandai oleh predikatnya yang berawalan di- atau ter-. Contoh: (1) Pameran itu akan dibuka oleh Pak Bupati. (2) Ali terkejut mendengar kematian sahabatnya. (3) Soal-soal itu sedang mereka kerjakan.
(4) Makalah ini harus kami tulis kembali. (5) Pemimpin itu harus segera diganti karena sikapnya yang korup.
Sastra Lama
Bentuk sastra lama bermacam-macam. Secara umum karya sastra lama tediri atas prosa dan
puisi.
Istilah prosa diambil dari bahasa Latin yaitu oratio provorsa artinya ucapan langsung. Dalam
kesusastraan, prosa merupakan sejenis karya sastra yang bersifat paparan. Prosa sering pula
disebut karangan bebas karena tidak diikat oleh aturan-aturan khusus (misalnya rima, ritme
seperti halnya dalam puisi).
Menurut zamannya (masanya) prosa dibedakan menjadi dua periode yaitu prosa lama
dan prosa baru. Prosa lama sebagai gambaran kehidupan masyarakat pada zaman dahulu,
yaitu kehidupan masyarakat sebelum memiliki rasa kesadaran nasional. Jika dibatasi dengan
tahun, prosa lama ini berkembang sebelum tahun 1900. Prosa lama dibedakan beberapa jenis
di antaranya dongeng, cerita rakyat (fokslore), cerita pelipur lara, hikayat, tambo, epos
(wiracarita), cerita berbingkai, dan kitab-kitab.
Sastra lama yang berbentuk prosa, umumnya mempunyai ciri-ciri:
1. Ceritanya seputar kehidupari istana. Karena itu bersifat istana sentris.
2. Menggambarkan tradisi masyarakat yang lebih menonjolkan kekolektifan daripada
keindividualan. Sebagai akibat logisnya, sastra lama dianggap milik bersama (kolektif).
3. Konsekuensi dari ciri kedua, sastra lama bersifat anonim, pengarangnya tidak dikenal.
4. Sastra lama bersifat lisan, disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan, dari mulut
ke mulut (leluri).
1. Mengidentifikasi Ciri Hikayat sebagai Bentuk Karya Sastra Lama
Hikayat artinya cerita atau riwayat, Secara lengkap, pengertian1 hikayat adalah sejenis prosa sastra
melayu lama yang ceritanya berkisar pada sikap kepahlawanan tokoh-tokoh istana. Sebagai karya
sastra lama, hikayat memiliki ciri-ciri:
a. Ceritanya berkisar pada sikap kepahlawanan tokoh-tokoh istana (istana sentris).
b. Kisahnya bercampur dengan dunia khayal yang dalam banyak hal dilebih-lebihkan.
c. Pada umumnya dihubungkan dengan peristiwa sejarah tertentu.
karya sastra lama berbentuk hikayat misalnya Hikayat Si Miskin, Hikayat Hang Tuah,
Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman,
dan lain-lain.